Seuntaian tali mengikat ketika dua ujung mulai menyimpul.
Tawa siapa yg kita dengar?
Aku pernah duduk di kedai eskrim tua.
Seketika hujan mengiringi semua pilu rasa.
Deretan kalimat tertulis, dan terbaca.
Ujung hati mulai teriris, bibir tak berkata.
Aku di tinggalkan
Aku pernah duduk di tepian hujan
Sekilah memori terputar
Detik detik aku terkecam hujatan
Semua getir tak mampu memudar
Lagi... aku di tinggalkan
Ribuan kali aku tertampar
Ribuan kali perasaanku bergetar
Ribuan kali aku tertusuk perih
Ribuan kali perasaanku berbisik lirih
Aku di tinggalkan
Wahai kertas terkoyak lusuh
Sampai kapan aku harus tak jenuh
Jika janji adalah sebuah perkara
Maka jangan jadikan ini sebuah ankara.
Rembulan, aku mengadu.
Padaku dia merangkai janji
Tlah sampai pada bulan yg dia pandu
Namun dia tlah jauh pergi
November selamat datang
Dia yg berucap lantas menghilang
Dan aku kembali di tinggalkan
Kembali aku bernasib malang.
Silahkan Tinggalkan Komentar tentang artikel ini
0 Tanggapan:
Post a Comment