Thursday, June 27, 2013

Stress Dalam Tugas Akhir

            Saya Pratama Galang Tata Aditama, mahasiswa tingkat akhir di STT Telematika Telkom Purwokerto. beberapa hari yang lalu saya sempat stress dalam menghadapi Tugas Akhir yang sedang saya kerjakan karna memang saya sedang menghadapi masalah disana sini, belum lagi tiba tiba saja saya sakit gigi dan perut juga berasa gak karuan, Saya merasa dunia ini sudah seperti tempat yang mengerikan. Sering saya habiskan waktu untuk melamun di dalam kamar dan kerap kali emosi tak terkendali. Sampai akhirnya kemarin saya memutuskan untuk menemui dosen wali saya untuk menceritakan apa yang ada di benak saya.

Tugas Akhir adalah kata yang sering menjadi momok bagi mahasiswa. Tak hanya karena ini adalah tugas akhir yang menentukan kelulusan, melainkan juga karena mata kuliah yang memiliki 6 sks ini menimbulkan banyak efek samping. Stres adalah efek samping utama dari si mata kuliah yang akan menentukan apakah kita bergelar A.Md  atau tidak.

Stress,, kata yang sering terlintas di benak saya, berasa tak karuan tapi saya sendiri tidak tahu apa definisinya. Berangkat dari perbincangan dengan dosen wali saya tentang sedikit dari sekian banyak masalah yang mengganjal di benak saya ini akhirnya semalaman saya mencari definisi dari stress dan saya mencoba lebih dalam mendalami stress agar saya bisa menjinakkannya.
   

MANAJEMEN STRESS TA


Dalam kehidupan sehari-hari saya seringkali mendengar istilah stress . Di kampus misalnya, acap kali terdengar teman saya mengucapkan istilah ini saat mereka baru keluar dari ruang dosen . Demikian halnya di kos, mahasiswa tingkat akhir biasa menggunakan kosakata stress untuk mengekspresikan perasaan ketika laporan atau proposan Tugas Akhirnya direvisi dosen pembimbing di berbagai lini.

Sebenarnya apa terminologi stress itu? Menjawab hal ini, Cooper dalam Pettinger (2002:8) mengungkapkan bahwa stress adalah segala sesuatu yang menghalangi seseorang dari tujuannya sehingga kemudian muncul perasaan-perasaan negatif disertai ketegangan, kegelisahan, kekosongan, dan kesia-siaan. Penyebab stress bisa bermacam-macam mulai dari menumpuknya pekerjaan, menyiapkan ppt seminar, ujian pendadaran, hingga ditolak gebetan. Sementara menurut Rhoma Irama (1995, lagu bisa dilihat Disini), penyebab strees adalah terlalu sibuk bekerja, menganggur terlalu lama, kekasih main gila, dan kenakalan remaja.

Meski penyebab stress sangat beragam, tulisan ini akan membatasi telaahnya pada stress yang diakibatkan karena menulis Tugas Akhir. Lebih lanjut tulisan ini akan diarahkan untuk menjabarkan kiat-kiat yang perlu dilakukan dalam mengelola stress tersebut. Seperti halnya organisasi/institusi, stress saat menulis Tugas Akhir juga perlu dikelola dengan baik untuk dapat mencapai hasil yang maksimal. 

Saat menulis Tugas Akhir, ada tiga kendala yang saya alami dan bisa menjadi penyebab stress. Pertama adalah isi Tugas Akhir itu sendiri. Saya kerap dipusingkan mencari teori-teori yang relevan, kalimat pembuka yang enak, hingga kosakatya yang asik untuk menyambung kalimat. Ketika semua kendala itu terakumulasi, saya dapat mengalami stress. Alih-alih mencoba menyelesaikan, banyak orang kemudian malas dan menelantarkan Tugas Akhirnya hingga jangka waktu yang lama.

Terkait hal ini ada solusi yang telah saya coba. Sejenak saya bisa berhenti memikirkan Tugas Akhir secara holistik dan lebih fokus pada masalah yang dapat dikerjakan dengan mudah, seperti membuat cerpenatau menulis novel yang kemudian saya upload ke Blog saya  atau sekedar jalan jalan disekitar kos. Seperti saat ini ketika saya sedang dipusingkan oleh BAB III dari proposal yang kemarin direvisi dosen pembimbing saya akhirnya saya memutuskan untuk berhenti mengerjakan sejenak dan menulis artikel ini. Meskipun terlihat sepele, mood mengerjakan akan timbul perlahan-lahan sehingga saya dapat lebih fokus memecahkan masalah berikutnya. Semoga setelah ini saya bias melanjutkan fight dengan BAB III saya.

Kedua, masalah yang biasa muncul saat saya menulis Tugas Akhir adalah dekatnya batas waktu (deadline). Saya tentu tidak bisa meminta waktu tambahan atau injury time seperti dalam permainan sepakbola . Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan waktu secara maksimal. Hal ini bisa dilakukan dengan mengerjakan Tugas Akhir sambil mengurung diri di kamar selama beberapa hari. Sementara saja, karena menulis Tugas Akhir tidak membutuhkan waktu sebanyak membangun Tembok China atau Jembatan Selat Sunda.

Meskipun saya termasuk tipe orang yang hobby mengurung diri di dalam kamar tapi ada kalanya juga saya merasa jenuh, hal yang bisa di lakukan adalah diskusi dengan teman seperjuangan. Berkumpul di kafe sambil minum kopi atau coklat panas dengan koneksi internet dapat membantu Anda menemukan suasana kondusif untuk menulis. Namun perlu diingat, keadaan dompet dan anggaran buat makan besok, jangan sampe malah jadi stress karna kehabisan uang buat makan besoknya.

Masih terkait waktu, sebagian orang hanya mampu mengerjakan Tugas Akhir secara maksimal di waktu-waktu tertentu, teman di kamar sebelah saya misalnya, dia terbiasa mengerjakan Tugas Akhir pagi pagi sekali disaat semuanya belum memulai hari. Kalo saya lebih menyukai kegiatan menulis Tugas Akhir ini di sore hari sampai malam hari, ntar kenapa rasanya lebih bias konsentrasi. Di waktu lain saya bisa beristirahat, bermain game, pacaran, bermain capoeira atau apa saja yang bisa meregangkan otot saraf. Yang penting, saat waktu mengerjakan tiba, energi yang kita punya dapat digunakan secara maksimal.

Ketiga, masalah biasanya muncul dari lingkungan eksternal seperti keluarga, pacar, teman atau bahkan dosen pembimbing. di poin ke tiga ini masalah eksternal yg sering saya hadapi adalah dari lingkungan, alhamdulilah saya tidak pernah bermasalah dengan dosen pembimbing namun agar tidak melenceng terlalu jauh maka bagian dosen pembimbing yang akan saya jabarkan. Terkadang ada yang merasa bahwa tulisan nya sudah sangar namun dosen pembimbingnya berkata lain dan merevisinya . Selain itu ada beberapa yg karena kesibukannya dosen pembimbingnya terkadang jadi tidak mudah untuk ditemui. Karenanya kita harus mampu belajar mengoptimalkan kemampuan diri sendiri, dan jika ada kendala yang sangat mengganjal langsung menemui dosen pembimbing agar segera dapat di pecahkan bersama sama. 

Posisi dosen pembimbing dalam penulisan Tugas Akhir adalah memberikan arahan supaya penulisan yang kita lakukan tidak melenceng dari kaidah-kaidah penelitian. Kita boleh menanyakan apa saja yang berhubungan dengan penelitian, namun usahakan batasi pada topik yang benar-benar tidak kita kuasai saja. Untuk masalah-masalah sederhana, manfaatkanlah kesaktian diri sendiri dan koneksi internet. Adalah tidak bijak menanyakan cara membuat daftar isi dan merapikan tabel kepada dosen pembimbing.

Adalah hak asasi masing-masing individu untuk mengimplementasikannya atau tidak. Yang pasti masih ada Tuhan yang senantiasa mendengarkan doa umatnya selama kita sungguh-sungguh berusaha. Seperti dikatakan Rhoma Irama (1995), stress obatnya iman dan taqwa serta mensyukuri apa adanya. Semoga tahun ini, saya, teman teman kos saya, semua teman teman angkatan 2009 di STT Telematika Telkom dan Seluruh mahasiswa STT Telematika Telkom baik yang junior maupun senior yang sedang berjuang mengerjakan Tugas akhir agar dapat menyelesaikan Tugas Akhirnya dengan baik dan bersama sama wisuda di Bulan Desember ini.
 Daftar Pustaka
Pettinger, Richard. 2002. Stress Management. Oxford: Capstone PublishingIrama, Rhoma. 1995. Stress. Jakarta : Musica Studio 

Silahkan Tinggalkan Komentar tentang artikel ini

Comments for blogger! brought to you by Dunia Pendidikan , Ingin Kotak Komentar seperti ini? KLIK DISINI!?

0 Tanggapan:

Post a Comment