Saya Pratama Galang Tata Aditama, mahasiswa tingkat akhir di STT Telematika Telkom Purwokerto. beberapa hari yang lalu saya sempat stress dalam menghadapi Tugas Akhir yang sedang saya kerjakan karna memang saya sedang menghadapi masalah disana sini, belum lagi tiba tiba saja saya sakit gigi dan perut juga berasa gak karuan, Saya merasa dunia ini sudah seperti tempat yang mengerikan. Sering saya habiskan waktu untuk melamun di dalam kamar dan kerap kali emosi tak terkendali. Sampai akhirnya kemarin saya memutuskan untuk menemui dosen wali saya untuk menceritakan apa yang ada di benak saya.
Tugas Akhir adalah kata yang sering menjadi momok bagi mahasiswa. Tak hanya karena ini adalah tugas akhir yang menentukan kelulusan, melainkan juga karena mata kuliah yang memiliki 6 sks ini menimbulkan banyak efek samping. Stres adalah efek samping utama dari si mata kuliah yang akan menentukan apakah kita bergelar A.Md atau tidak.
Stress,, kata yang sering terlintas di benak saya, berasa tak karuan tapi saya sendiri tidak tahu apa definisinya. Berangkat dari perbincangan dengan dosen wali saya tentang sedikit dari sekian banyak masalah yang mengganjal di benak saya ini akhirnya semalaman saya mencari definisi dari stress dan saya mencoba lebih dalam mendalami stress agar saya bisa menjinakkannya.
MANAJEMEN STRESS TA
Dalam kehidupan sehari-hari saya seringkali
mendengar istilah stress . Di kampus misalnya, acap kali
terdengar teman saya mengucapkan istilah ini saat mereka baru keluar dari ruang
dosen . Demikian halnya di kos, mahasiswa tingkat akhir biasa menggunakan
kosakata stress untuk mengekspresikan perasaan ketika laporan
atau proposan Tugas Akhirnya direvisi dosen pembimbing di berbagai lini.
Sebenarnya apa terminologi stress itu?
Menjawab hal ini, Cooper dalam Pettinger (2002:8) mengungkapkan bahwa stress adalah segala sesuatu yang
menghalangi seseorang dari tujuannya sehingga kemudian muncul perasaan-perasaan
negatif disertai ketegangan, kegelisahan, kekosongan, dan kesia-siaan. Penyebab stress bisa
bermacam-macam mulai dari menumpuknya pekerjaan, menyiapkan ppt seminar, ujian
pendadaran, hingga ditolak gebetan. Sementara menurut Rhoma Irama (1995, lagu
bisa dilihat Disini),
penyebab strees adalah terlalu sibuk bekerja, menganggur
terlalu lama, kekasih main gila, dan kenakalan remaja.
Meski penyebab stress sangat beragam, tulisan
ini akan membatasi telaahnya pada stress yang diakibatkan karena menulis Tugas
Akhir. Lebih lanjut tulisan ini akan diarahkan untuk menjabarkan kiat-kiat yang
perlu dilakukan dalam mengelola stress tersebut. Seperti halnya
organisasi/institusi, stress saat menulis Tugas Akhir juga
perlu dikelola dengan baik untuk dapat mencapai hasil yang maksimal.
Saat menulis Tugas Akhir, ada tiga kendala yang
saya alami dan bisa menjadi penyebab stress. Pertama adalah isi Tugas Akhir itu
sendiri. Saya kerap dipusingkan mencari teori-teori yang relevan, kalimat
pembuka yang enak, hingga kosakatya yang asik untuk menyambung kalimat. Ketika
semua kendala itu terakumulasi, saya dapat mengalami stress. Alih-alih mencoba
menyelesaikan, banyak orang kemudian malas dan menelantarkan Tugas Akhirnya
hingga jangka waktu yang lama.
Terkait hal ini ada solusi yang telah saya
coba. Sejenak saya bisa berhenti memikirkan Tugas Akhir secara holistik dan
lebih fokus pada masalah yang dapat dikerjakan dengan mudah, seperti membuat cerpenatau menulis novel yang kemudian saya upload ke Blog saya atau sekedar jalan jalan disekitar kos. Seperti
saat ini ketika saya sedang dipusingkan oleh BAB III dari proposal yang kemarin
direvisi dosen pembimbing saya akhirnya saya memutuskan untuk berhenti
mengerjakan sejenak dan menulis artikel ini. Meskipun terlihat sepele, mood mengerjakan
akan timbul perlahan-lahan sehingga saya dapat lebih fokus memecahkan masalah
berikutnya. Semoga setelah ini saya bias melanjutkan fight dengan BAB III saya.
Kedua, masalah yang biasa muncul saat saya menulis
Tugas Akhir adalah dekatnya batas waktu (deadline). Saya tentu tidak
bisa meminta waktu tambahan atau injury time seperti dalam permainan sepakbola
. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan waktu secara
maksimal. Hal ini bisa dilakukan dengan mengerjakan Tugas Akhir sambil mengurung
diri di kamar selama beberapa hari. Sementara saja, karena menulis Tugas Akhir
tidak membutuhkan waktu sebanyak membangun Tembok China atau Jembatan Selat
Sunda.
Meskipun saya termasuk tipe orang yang hobby
mengurung diri di dalam kamar tapi ada kalanya juga saya merasa jenuh, hal yang
bisa di lakukan adalah diskusi dengan teman seperjuangan. Berkumpul di kafe
sambil minum kopi atau coklat panas dengan koneksi internet dapat membantu Anda
menemukan suasana kondusif untuk menulis. Namun perlu diingat, keadaan dompet
dan anggaran buat makan besok, jangan sampe malah jadi stress karna kehabisan
uang buat makan besoknya.
Masih terkait waktu, sebagian orang hanya
mampu mengerjakan Tugas Akhir secara maksimal di waktu-waktu tertentu, teman di
kamar sebelah saya misalnya, dia terbiasa mengerjakan Tugas Akhir pagi pagi
sekali disaat semuanya belum memulai hari. Kalo saya lebih menyukai kegiatan
menulis Tugas Akhir ini di sore hari sampai malam hari, ntar kenapa rasanya
lebih bias konsentrasi. Di waktu lain saya bisa beristirahat, bermain game,
pacaran, bermain capoeira atau apa saja yang bisa meregangkan otot saraf. Yang
penting, saat waktu mengerjakan tiba, energi yang kita punya dapat digunakan
secara maksimal.
Ketiga, masalah biasanya muncul dari
lingkungan eksternal seperti keluarga, pacar, teman atau bahkan dosen pembimbing. di poin ke tiga ini masalah eksternal yg sering saya hadapi adalah dari lingkungan, alhamdulilah saya tidak pernah bermasalah dengan dosen pembimbing namun agar tidak melenceng terlalu jauh maka bagian dosen pembimbing yang akan saya jabarkan. Terkadang ada yang merasa bahwa
tulisan nya sudah sangar namun dosen pembimbingnya berkata lain
dan merevisinya . Selain itu ada beberapa yg karena kesibukannya dosen pembimbingnya terkadang jadi tidak mudah untuk ditemui. Karenanya kita harus mampu belajar mengoptimalkan kemampuan diri
sendiri, dan jika ada kendala yang sangat mengganjal langsung menemui dosen
pembimbing agar segera dapat di pecahkan bersama sama.
Posisi dosen pembimbing dalam penulisan Tugas
Akhir adalah memberikan arahan supaya penulisan yang kita lakukan tidak
melenceng dari kaidah-kaidah penelitian. Kita boleh menanyakan apa saja yang berhubungan
dengan penelitian, namun usahakan batasi pada topik yang benar-benar tidak kita
kuasai saja. Untuk masalah-masalah sederhana, manfaatkanlah kesaktian diri
sendiri dan koneksi internet. Adalah tidak bijak menanyakan cara membuat daftar
isi dan merapikan tabel kepada dosen pembimbing.
Adalah hak asasi masing-masing individu untuk
mengimplementasikannya atau tidak. Yang pasti masih ada Tuhan yang senantiasa
mendengarkan doa umatnya selama kita sungguh-sungguh berusaha. Seperti
dikatakan Rhoma Irama (1995), stress obatnya iman dan taqwa serta mensyukuri
apa adanya. Semoga tahun ini, saya, teman teman kos saya, semua teman teman
angkatan 2009 di STT Telematika Telkom dan Seluruh mahasiswa STT Telematika Telkom
baik yang junior maupun senior yang sedang berjuang mengerjakan Tugas akhir agar dapat menyelesaikan Tugas Akhirnya dengan baik
dan bersama sama wisuda di Bulan Desember ini.
Daftar Pustaka
Pettinger, Richard. 2002. Stress Management. Oxford: Capstone PublishingIrama, Rhoma. 1995. Stress. Jakarta : Musica Studio
Silahkan Tinggalkan Komentar tentang artikel ini
Comments for blogger! brought to you by Dunia Pendidikan , Ingin Kotak Komentar seperti ini? KLIK DISINI!?
0 Tanggapan:
Post a Comment