A. DEFINISI
Sindrom Cushing adalah suatu keadaan
yang disebabkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar
glukokortikoid dalam darah yang menetap (Price, 2005).
Sindrom cushing adalah suatu keadaan
yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar
glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi
secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik senyawa-senyawa
glukokortikoid (Sylvia A. Price; Patofisiolgi, hal. 1088).
B. PENYEBAB
1. Sindromcushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron yang berlebihan,
kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hiperplasia korteks anal ginjal berupa
adenoma maupun carsinoma yang tidak tergantung ACTH juga mengakibatkan sindrom
cushing. Demikian juga hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang
mengeluarkan ACTH. Syindrom cuhsing yang disebabkan tumor hipofisis disebut
penyakit cusing.
2. Sindrom cusing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka
panjang dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol yang
berlebihan pada gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal (spontan) pada
sindrom cusing spontan, hiperfungsi korteks adrenal terjadi akibat ransangan
belebihan oleh ACTH atau sebab patologi adrenal yang mengakibatkan produksi
kortisol abnormal.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Gejala hipersekresi kortisol (hiperkortisisme)
yaitu :
a. Obesitas yang sentrifetal dan “moon face”.
b. Kulit tipis sehingga muka tampak merah, timbul strie
dan ekimosis.
d. Osteoporosis yang dapat menimbulkan fraktur kompresi
dan kifosis.
e. Aterosklerosis yang menimbulkan hipertensi.
f. Diabetes melitus.
g. Alkalosis, hipokalemia dan hipokloremia
2. Gejala hipersekresi ketosteroid :
a. Hirsutisme ( wanita menyerupai laki-laki )
b. Suara dalam.
c. Timbul akne.
d. Amenore atau impotensi
e. Pembesaran klitoris.
f. Otot-otot bertambah (maskuli nisasi)
3. Gejala hipersekresi aldosteron.
a. Hipertensi.
b. Hipokalemia.
c. Hipernatremia.
e. Edema (jarang)
D. PENATALAKSANAAN
Karena lebih banyak Sindrom Cushing yang disebabkan oleh tumor hipofisis
dibanding tumor korteks adrenal, maka penanganannya sering ditujukan kepada
kelenjar hipofisis. Operasi pengangkatan tumor melalui hipofisektomi
transfenoidalis merupakan terapi pilihan yang utama dan angka keberhasilannya
sangat tinggi (90%). Jika operasi ini dilakukan oleh tim bedah yang ahli.
Radiasi kelenjar hipofisis juga memberikan hasil yang memuaskan meskipun di
perlukan waktu beberapa bulan untuk mengendalikan gejala. Adrenalektomi
merupakan terapi pilihan bagi pasien dengan hipertropi adrenal primer.
Setelah pembedahan, gejala infusiensi adrenal dapat mulai terjadi 12 hingga
48 jam kemudian sebagai akibat dari penurunan kadar hormon adrenal dalam darah
yang sebelumnya tinggi. Terapi penggantian temporer dengan hidrokortison
mungkin diperlukan selama beberapa bulan sampai kelenjar adrenal mulai
memperlihatkan respon yang normal terhadap kebutuhan tubuh. Jika kedua kelenjar
diangkat (adrenalektomi bilateral), terapi penggantian dengan hormon – hormon
korteks adrenal harus dilakukan seumur hidup.
Preparat penyekat enzim adrenal (yaitu, metyrapon, aminoglutethhimide,
mitotane, ketokonazol) dapat digunakan untuk mengurangi hiperadrenalisme jika
sindrom tersebut disebabkan oleh sekresi ektopik ACTH oleh tumor yang tidak
dapat dihilangkan secara tuntas. Pemantauan yang ketat diperlukan karena dapat
terjadi gejala insufisuensi adrenal dan efek samping akibat obat – obat
tersebut.
Jika Sindrom Cushing merupakan akibat dari pemberian kortikosteroid
eksternal (eksogen), pemberian obat tersebut harus diupayakan untuk dikurangi
atau dihentikan secara bertahap hingga tercapai dosis minimal yang adekuat
untuk mengobati proses penyakit yang ada dibaliknya (misalnya, penyakit otoimun
serta alergi dan penolakan terhadap organ yang ditransplantasikan). Biasanya
terapi yang dilakukan setiap dua hari sekali akan menurunkan gejala SindromCushing dan memungkinkan pemulihan daya responsif kelenjar adrenal terhadap
ACTH.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Uji supresi deksametason.
Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab sindrom cushing tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.
Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab sindrom cushing tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.
2.
Pengambilan sampele darah.
Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar kortisol, plasma.
Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar kortisol, plasma.
3.
Pengumpulan urine 24 jam.
Untuk memerikasa kadar 17 – hiroksikotikorsteroid serta 17 – ketostoroid yang merupakan metabolik kortisol dan androgen dalam urine.
Untuk memerikasa kadar 17 – hiroksikotikorsteroid serta 17 – ketostoroid yang merupakan metabolik kortisol dan androgen dalam urine.
4.
Stimulasi CRF.
Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat – tempat tropi.
Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat – tempat tropi.
5.
Pemeriksaan radioimmunoassay
Mengendalikan penyebab sindrom cushing
Mengendalikan penyebab sindrom cushing
6.
Pemindai CT, USG atau MRI.
Untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal.
Untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal.
F. DAFTAR
PUSTAKA
Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland
Edisi 29. Jakarta: EGC.
Susanne C. Smeltzer; Buku Ajar Medikal Bedah
Brunner-Suddart; EGC; Jakarta; 1999.
Sylvia A. Price. 1994.Patofisiolgi Konsep klinis
Proses-Proses Penyakit . Jakarta: EGC.
Silahkan Tinggalkan Komentar tentang artikel ini
Comments for blogger! brought to you by Dunia Pendidikan , Ingin Kotak Komentar seperti ini? KLIK DISINI!?