LINE OF SIGHT (LOS)
Pada teknik gelombang mikro, suatu hubungan komunikasi disebut Line of Sight (LOS), jika antara antena pengirim dan penerima dapat saling “melihat” tanpa adanya penghalang pada lintasan pada batas-batas tertentu. Parameter-parameter dalam propagasi line of sightantara lain: panjang lintasan, faktor k, tinggi tonjolan bumi, daerah Fresnel, tinggi penghalang dan tinggi penghalang tambahan.
Komunikasi Line Of Sight (LOS)
Dimana:
Ta1 = tinggi antena stasiun pemancar (m)
Ta2 = tinggi antena stasiun penerima (m)
Ap1 = altitude stasiun pemancar (m)
Ap2 = altitude stasiun penerima (m)
C = clearance (m)
P1 = tinggi penghalang (m)
k = faktor kelengkungan bumi
d1 = jarak penghalang ke pemancar (m)
d2 = jarak penghalang ke penerima (m)
Dimana:
Ta1 = tinggi antena stasiun pemancar (m)
Ta2 = tinggi antena stasiun penerima (m)
Ap1 = altitude stasiun pemancar (m)
Ap2 = altitude stasiun penerima (m)
C = clearance (m)
P1 = tinggi penghalang (m)
k = faktor kelengkungan bumi
d1 = jarak penghalang ke pemancar (m)
d2 = jarak penghalang ke penerima (m)
Panjang lintasan
Panjang lintasan merupakan jarak antara antenna pemancar dengan antenna penerima yang dapat ditentukan dengan pengukuran pada peta topografi.
Faktor ”k”
Dalam propagasi, sebuah sinyal dari pengirim ke penerima tidak selamanya merupakan suatu lintasan yang lurus. Pada kondisi atmosfer tertentu kurva sinyal dapat mengalami refraksi melengkung menjauhi atau mendekati permukaan bumi yang terjadi karena adanya perubahan indeks bias udara sesuai dengan ketinggiannya. Hal ini perlu diantisipasi dengan mengunakan suatu faktor pengali jari-jari bumi yang disebut faktor “k’. Faktor kelengkungan bumi dirumuskan dengan:
Panjang lintasan merupakan jarak antara antenna pemancar dengan antenna penerima yang dapat ditentukan dengan pengukuran pada peta topografi.
Faktor ”k”
Dalam propagasi, sebuah sinyal dari pengirim ke penerima tidak selamanya merupakan suatu lintasan yang lurus. Pada kondisi atmosfer tertentu kurva sinyal dapat mengalami refraksi melengkung menjauhi atau mendekati permukaan bumi yang terjadi karena adanya perubahan indeks bias udara sesuai dengan ketinggiannya. Hal ini perlu diantisipasi dengan mengunakan suatu faktor pengali jari-jari bumi yang disebut faktor “k’. Faktor kelengkungan bumi dirumuskan dengan:
Dimana:
Reff = jari-jari kelengkungan bumi hasil transformasi
k = faktor kelengkungan bumi (dipengaruhi atmosfer)
R = jari-jari bumi sebenarnya
Untuk atmosfer standar, R = 6370 km dan ρ = 25.000 km sehingga didapatkan:
Reff = jari-jari kelengkungan bumi hasil transformasi
k = faktor kelengkungan bumi (dipengaruhi atmosfer)
R = jari-jari bumi sebenarnya
Untuk atmosfer standar, R = 6370 km dan ρ = 25.000 km sehingga didapatkan:
Kemudian,
Kasus-kasus faktor kelengkungan bumi
Daerah Fresnel
Daerah Fresnel atau Fresnel zone adalah tempat kedudukan titik sinyal tidak langsung yang berbentuk elips dalam lintasan propagasi gelombang radio dimana daerah tersebut dibatasi oleh gelombang tak langsung (indirect signal) dan memunyai beda panjang lintasan dengan sinyal langsung sebesar kelipatan ½λ atau 2 kali ½λ. Jika sinyal langsung dan tak langsung berbeda panjang lintasan sebesar ½λ, maka kedua sinyal tersebut akan berbeda fase 180º, artinya kedua sinyal tersebut akan saling melemahkan. Fresnel pertama merupakan daerah yang memunyai fading multipath terbesar, sehingga diusahakan untuk daerah Fresnel pertama dijaga agar tidak dihalangi oleh obstacle. Secara matematis daerah Fresnel didekati dengan rumus sebagai berikut:
dimana:
Fn = jarak lintasan tertentu terhadap lintasan LOS (m)
n = daerah Fresnel ke n
d1 = jarak ujung lintasan (pemancar/penerima) ke penghalang (km)
d2 = jarak ujung lintasan lain (pemancar.penerima ke penghalang (km)
f = frekuensi (Ghz)
D = d1 + d2 (km)
Fn = jarak lintasan tertentu terhadap lintasan LOS (m)
n = daerah Fresnel ke n
d1 = jarak ujung lintasan (pemancar/penerima) ke penghalang (km)
d2 = jarak ujung lintasan lain (pemancar.penerima ke penghalang (km)
f = frekuensi (Ghz)
D = d1 + d2 (km)
Rumus praktis untuk menghitung jari-jari Fresnel I (dalam meter)
R1 = jari-jari Fresnel I (meter)
d1, d2, d = jarak (km)
f = frekuensi (GHz)
d1, d2, d = jarak (km)
f = frekuensi (GHz)
Rumus praktis untuk menghitung jari-jari Fresnel I (dalam feet)
R1 = jari-jari Fresnel I (feet)
d1, d2, d = jarak (statute mile)
f = frekuensi (GHz)
d1, d2, d = jarak (statute mile)
f = frekuensi (GHz)
Diagram Daerah Fresnel
Faktor Clearance
Lintasan sinyal yang ditransmisikan dalam sistem LOS harus memunyai “daerah bebas hambatan” atau clearance factor. Faktor clearanceberguna untuk menentukan tinggi menara Tx-Rx.
Lintasan sinyal yang ditransmisikan dalam sistem LOS harus memunyai “daerah bebas hambatan” atau clearance factor. Faktor clearanceberguna untuk menentukan tinggi menara Tx-Rx.
Dirumuskan dengan:
Biasanya nilai clearance factor adalah 56% ≈ 60% belum termasuk koreksi terhadap kelengkungan bumi. Nilai tersebut dipilih karena pada nilai clearance factor 60% redaman propagasi = redaman ruang bebas (Free Space Loss) untuk jenis pemantul apapun, dan redaman karena difraksi menjadi 0 dB.
PERHITUNGAN LINK BUDGET
Perhitungan link budget merupakan perhitungan level daya yang dilakukan untuk memastikan bahwa level daya penerimaan lebih besar atau sama dengan level daya threshold (RSL ≥ Rth). Tujuannya untuk menjaga keseimbangan gain dan loss guna mencapai SNR yang diinginkan di receiver. Sehingga jarak maksimum antara transmitter dan receiver dapat bekerja dengan baik dapat ditentukan. Parameter-parameter yang mempengaruhi kondisi propagasi suatu kanal wireless adalah sebagai berikut :
- Lingkungan propagasi
Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi gelombang radio. Gelombang radio dapat diredam, dipantulkan, atau dipengaruhi oleh noisedan interferensi. Tingkat peredaman tergantung frekuensi, dimana semakin tinggi frekuensi redaman juga semakin besar. Parameter yang memengaruhi kondisi propagasi yaitu rugi-rugi propagasi, fading, delay spread, noise, dan interferensi.
- Rugi-rugi Propagasi
Perambatan gelombang radio di ruang bebas dari stasiun pemancar ke stasiun penerima akan mengalami penyebaran energi di sepanjang lintasannya, yang mengakibatkan kehilangan energi yang disebut rugi (redaman) propagasi. Rugi propagasi adalah akumulasi dari redaman saluran transmisi, redaman ruang bebas(free space loss), redaman oleh gas (atmosfer), dan redaman hujan.
Redaman saluran transmisi
Redaman saluran transmisi ditentukan oleh loss feeder dan branching. Redaman feeder terjadi karena hilangnya daya sinyal sepanjangfeeder, sehingga redaman feeder identik dengan panjang dari feeder tersebut. Sedangkan redaman branching terjadi pada percabangan antara perangkat transmisi radio Tx/Rx.
Redaman ruang bebas (free space loss)
Redaman ruang bebas merupakan redaman sinyal yang terjadi akibat dari media udara yang dilalui oleh gelombang radio antara pemancar dan penerima perambatan gelombang radio di ruang bebas akan menghalangi penyebaran energi di sepanjang lintasannya sehingga terjadi kehilangan energi.
Dimana Gt dan Gr adalah gain antena pemancar dan antena penerima. Jika dikonversikan ke dB, persamaan diatas menjadi:
Dimana redaman lintasan di ruang bebas (free space loss) yaitu:
dan kombinasi dari P dan Gt disebut Effective Isotropic Radiated Power (EIRP). Sehingga redaman ruang bebas dapat dituliskan sebagai:
Sehingga, untuk mengetahui kondisi point to point dengan saluran transmisi, maka perhitungan redaman ruang bebasnya menjadi sebagai berikut:
dimana:
f = frekuensi kerja (GHz)
d = panjang lintasan propagasi (Km)
d = panjang lintasan propagasi (Km)
Redaman oleh gas (atmosfer)
Pada prinsipnya gas-gas di atmosfer akan menyerap sebagian dari energi gelombang radio, dimana pengaruhnya tergantung pada frekuensi gelombang, tekanan udara dan temperatur udara. Pengaruh redaman paling besar berasal dari penyerapan energi oleh O2dan H2O, sedangkan pengaruh penyerapan gelombang radio oleh gas-gas seperti CO, NO, N2O, NO2, SO3, O3 dan gas lainnya dapat diabaikan. Untuk sistem transmisi yang beroperasi pada frekuensi kerja di bawah 10 GHz, redaman gas atmosfer dapat diabaikan karena kecil pengaruhnya, akan tetapi untuk frekuensi di atas 10 GHz, redaman gas atmosfer perlu diperhitungkan.
Redaman hujan
Tetes-tetes hujan menyebabkan penghamburan dan penyerapan energi gelombang radio yang akan menghasilkan redaman yang disebut redaman hujan. Besarnya redaman tergantung pada besarnya curah hujan. Redaman hujan mulai terasa pengaruhnya pada frekuensi diatas 10 GHz. Redaman hujan tidak dapat ditentukan secara pasti tetapi ditentukan secara statistik. Untuk menentukan redaman yang diakibatkan oleh hujan pada suatu site dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Pada prinsipnya gas-gas di atmosfer akan menyerap sebagian dari energi gelombang radio, dimana pengaruhnya tergantung pada frekuensi gelombang, tekanan udara dan temperatur udara. Pengaruh redaman paling besar berasal dari penyerapan energi oleh O2dan H2O, sedangkan pengaruh penyerapan gelombang radio oleh gas-gas seperti CO, NO, N2O, NO2, SO3, O3 dan gas lainnya dapat diabaikan. Untuk sistem transmisi yang beroperasi pada frekuensi kerja di bawah 10 GHz, redaman gas atmosfer dapat diabaikan karena kecil pengaruhnya, akan tetapi untuk frekuensi di atas 10 GHz, redaman gas atmosfer perlu diperhitungkan.
Redaman hujan
Tetes-tetes hujan menyebabkan penghamburan dan penyerapan energi gelombang radio yang akan menghasilkan redaman yang disebut redaman hujan. Besarnya redaman tergantung pada besarnya curah hujan. Redaman hujan mulai terasa pengaruhnya pada frekuensi diatas 10 GHz. Redaman hujan tidak dapat ditentukan secara pasti tetapi ditentukan secara statistik. Untuk menentukan redaman yang diakibatkan oleh hujan pada suatu site dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Redaman Spesifik
Redaman spesifik didefinisikan sebagai besarnya redaman oleh hujan per satuan panjang lintasan efektif (dB/Km), dan dirumuskan sebagai berikut:
Redaman spesifik didefinisikan sebagai besarnya redaman oleh hujan per satuan panjang lintasan efektif (dB/Km), dan dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
γ = redaman hujan spesifik (dB/Km)
R = banyaknya curah hujan untuk daerah tertentu (mm/jam)
Besarnya a dan b merupakan fungsi dari frekuensi, polarisasi dan suhu curah hujan.
Redaman hujan efektif
Pada lintasan propagasi gelombang radio tidak selamanya terjadi hujan, sehingga redaman hujan efektif dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
γ = redaman hujan spesifik (dB/Km)
R = banyaknya curah hujan untuk daerah tertentu (mm/jam)
Besarnya a dan b merupakan fungsi dari frekuensi, polarisasi dan suhu curah hujan.
Redaman hujan efektif
Pada lintasan propagasi gelombang radio tidak selamanya terjadi hujan, sehingga redaman hujan efektif dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Ducting
Dalam kondisi tertentu, lapisan atmosfer dapat bersifat seperti sebuah saluran (duct) dan dapat memerangkap sinyal di dalam lapisan tersebut. Sinyal dari arah yang seharusnya berubah menjadi bergerak kearah saluran (duct) seperti pada gambar 2.5. Sekali sinyal terperangkap dalam lapisan atmosfer tersebut, maka sinyal akan merambat mengikuti lapisan tersebut seakan-akan merambat di dalam serat optik dan mengikuti arah dari waveguide. Sinyal hanya akan terperangkap jika sudut kritis terlampaui, sehingga sinyal akan masuk ke saluran pada sudut yang lebih kecil dari sudut kritis. Fenomena ducting juga tergantung pada intensitas dan dimensi duct serta frekuensi kerja microwave. Perambatan sinyal pada fenomena ducting tidak selalu merambat keatas seperti pada gambar, namun bisa terjadi merambat menuju permukaan bumi.
Fading
Fading adalah fluktuasi level daya sinyal yang diterima oleh penerima. Fluktuasi level daya terima ini disebabkan oleh adanya pengaruh multipath fading, ducting, dan karakteristik dari lintasan propagasi. Hal ini dapat mengakibatkan sinyal daya terima menjadi saling menguatkan atau saling melemahkan. Fading margin adalah level daya yang harus dicadangkan yang besarnya merupakan selisih antara daya rata-rata yang sampai di penerima dan level sensitivitas penerima. Nilai fading margin biasanya sama dengan peluang level fading yang terjadi., yang nilainya tergantung pada kondisi lingkungan dan sistem yang digunakan. Nilai fading margin minimum agar sistem bekerja dengan baik menurut standar dari Network Planning Indosat sebesar 40 dB.
Fading
Fading adalah fluktuasi level daya sinyal yang diterima oleh penerima. Fluktuasi level daya terima ini disebabkan oleh adanya pengaruh multipath fading, ducting, dan karakteristik dari lintasan propagasi. Hal ini dapat mengakibatkan sinyal daya terima menjadi saling menguatkan atau saling melemahkan. Fading margin adalah level daya yang harus dicadangkan yang besarnya merupakan selisih antara daya rata-rata yang sampai di penerima dan level sensitivitas penerima. Nilai fading margin biasanya sama dengan peluang level fading yang terjadi., yang nilainya tergantung pada kondisi lingkungan dan sistem yang digunakan. Nilai fading margin minimum agar sistem bekerja dengan baik menurut standar dari Network Planning Indosat sebesar 40 dB.
Flat Fading Margin
Di penerima harus menyediakan cadangan daya yang disebut Flat Fading Margin untuk mengantisipasi pengaruh fading yang disebabkan oleh thermal noise.
Dimana :
RSL = level daya terima (dBm atau dBW)
Pth = level daya ambang atas (threshold) (dB)
Selective Fading Margin
Selective Fading Margin untuk mengatasi kesalahan bit yang disebabkan oleh amplitude distortion dangroup delay yang terjadi pada seluruh pita frekuensi.
RSL = level daya terima (dBm atau dBW)
Pth = level daya ambang atas (threshold) (dB)
Selective Fading Margin
Selective Fading Margin untuk mengatasi kesalahan bit yang disebabkan oleh amplitude distortion dangroup delay yang terjadi pada seluruh pita frekuensi.
d = jarak link radio
S = Equipment Signature (Spesifikasi dari masing-masing produsen)
Effective Fading Margin
Effective fading margin dinyatakan sebagai berikut :
S = Equipment Signature (Spesifikasi dari masing-masing produsen)
Effective Fading Margin
Effective fading margin dinyatakan sebagai berikut :
Noise dalam pengertian umumnya adalah sinyal yang tidak diinginkan dalam sistem komunikasi. Noise dapat dihasilkan dari proses alami seperti petir, noise thermal pada sistem penerima. Di sisi lain sinyal transmisi yang mengganggu dan tidak diinginkan dikelompokkan sebagai interferensi.
semoga bermanfaat
BACA >> Sekilas Dari Admin
Silahkan Tinggalkan Komentar tentang artikel ini
Comments for blogger! brought to you by Dunia Pendidikan , Ingin Kotak Komentar seperti ini? KLIK DISINI!?
0 Tanggapan:
Post a Comment