Sistem transmisi
gelombang mikro bekerja pada frekuensi UHF 300 MHz-30 GHz (pada umumnya 1-3
GHz) yang mempunyai panjang gelombang dalam ruang bebas antara 1 cm-1 m. sinyal
gelombang mikro dipancarkan melalui lintasan lurus dari satu titik ke titik
yang lain, dikenal dengan istilah " lintasn garis pandang" atau line
of sight (LOS. Stasiun yang digunakan, baik stasium pemencar,
penerima, maupun relai ditempatkan pada lokasi yang tinggi pada menara antena
yang tinggi pula, agar transmisi dapat mencakup daerah LOS yang maksimum
sehingga dapat diperoleh suatu lintasan gelombang yang bersifat langsung
(direct signal path).
Propagasi LOS gelombang
mikro menggunakan gelombang radio atau RF (Radio Frequency), yang
juga merupakan gelombang elektromagnetik. Komunikasi gelombang mikro dapat
digunakan untuk komunikasi satelit maupun komunikasi terentrial yang
merambat melalui atmosfer, sehingga efek atmosfer sangat mempengaruhi energi
dan berkas gelombangnya. Readaman energi dan pemudaran berkas gelombang ini
yang disebut dengan pemudaran (fading).
Sistem transmisi
gelombang mikro terdiri atas dua macam yaitu sistem analog dan sistem digital.
Sistem gelombang mikro analog menggunakan gelombang radio dengan modulasi
FM (frequency Modulation), baik dengan sistem penjamakan (multiplexing)
frekuensi atau FDM (Frequency Division Multiplexing) maupun
waktu atau TDM (Time Division Multiplexing). Sedangkan sistem gelombang
mikro digital menggunakan gelombang radio yang termodulasi digital PSK (Phase
Shift Keying), atau modulasi QAM (Quadrature
Amplitude Modulation) dan penjamakan yang digunakan adalah TDMA (Time Division
Multiple Access).
Sistem gelombang mikro
digital dari konfigurasinya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
2.1. Point to Point Digital Microwave
Merupakan transmisi
gelombang mikro digital yang terjadi antara satu titik dengan satu titik lain.
Sistem ini menggunakan antena parabola, sedemikian rupa sehingga
gelombang yang dikirim memiliki perarahan (directivity) yang tinggi
dengan daerah berkas (beam area) yang sempit, yang dikenal dengan antene
directional. Konfigurasi point to point digital microwave ditunjukkan
pada Gambar 1.
2.2. Point to Multipoint Digital Microwave
Merupakan transmisi
gelombang mikro digital yang terjadi antara satu titik (master) ke
banyak titik (remote), atau sebaliknya. Menara yang berfungsi
sebagai masterdielengkapai dengan antena yang bersifat segala
arah (omnidirectional), agar dapat menerima dan
mengirimkan informasi ke dari dan ke banyak arah, sehingga dapat
menjangkau ke daerah-daerah lokasi remote yang luas.
Sedangkan menara remotemenggunakan antena terarah (directional), pada umumnya
yang digunakan adalah berbentuk parabola.
Transmisi dengan jarak
30-60 km atau lebih digunakan repeater sebagai regenerator sinyal,
agar informasi yang diterima sesuai dengan data yang ditransmisikan. Transmisi
pada area relatif sempit tidak membutuhkan repeater karena
jarak antara pengirim dan penerima tidak terlalu jauh, pada keadaan ini
variable jarak tidak banyak berpengaruh pada transmisi sinyal.
Master dan remote masing-masing
dilengkapi dengan modul radio dan multiplexer, yang selanjutnya dihubungkan ke
piranti komunikasi seperti PABX (Private Automatic Branch Exchange) unttuk
layanan telepon, ke modem untuk transmisi data dan sebagainya. Konfigurasi dan
diagram kotak point to multipoint digital microwave ditunjukkan
pada Gambar 2 dan Gambar 3.
semoga bermanfaat
BACA >> Sekilas Dari Admin
Silahkan Tinggalkan Komentar tentang artikel ini
Comments for blogger! brought to you by Dunia Pendidikan , Ingin Kotak Komentar seperti ini? KLIK DISINI!?
0 Tanggapan:
Post a Comment