Kehamilan adalah suatu kejadian yang
hampir selalu ditunggu-tungguSaat ini pun Ibu pada umumnya sudah mengerti
bagaimana seharusnya ia lebih menjaga kondisi tubuh demi untuk kelancaran
kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungan. Jika sebelumnya ia makan hanya
untuk dirinya sendiri, kini ia harus mencukupi kebutuhan gizinya untuk janinnya
pula.
Normalnya, sang ibu mengalami
peningkatan berat badan selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang
optimal akan berdampak baik pada kehamilan maupun output persalinannya kelak.
Dengan berat badan yang ideal untuk seorang ibu hamil, pertumbuhan janin pada
umumnya akan berlangsung normal. Komplikasi timbulnya gangguan kesehatan dan
penyakit lain juga bisa dihindari. Hal ini pun memberikan efek pada pasca
persalinan yaitu kesehatan ibu selama laktasi.
Menurut National Academy of Science,
variasi kenaikan berat badan ibu hamil tergantung pada berat badan ibu sebelum
hamil. Khususnya bisa diketahui dengan menilai body mass index (BMI). Berikut
rekomendasi yang disarankan untuk kenaikan total berat badan pada ibu hamil
berdasarkan berat badan sebelum hamil.
Untuk bisa mencukupi dan
menyeimbangkan gizi pada saat hamil dan menyusui, komposisi zat gizi harus
diperhatikan. Kalori dicukupi namun jangan terlalu banyak, hanya 17%, protein
25% dan vitamin dan mineral 20 – 100%.
Pemberian suplemen vitamin dan
mineral ternyata masih merupakan pro dan kontra. Menurut keterangan yang
bersumber dari Institute of Medicine (USA), semua suplemen vitamin dan mineral
kecuali Fe tidak ada menfaatnya. Namun tetap saja hal itu menjadi pro dan
kontra sehingga beberapa pihak dari kalangan medis masih menjadikan suplemen
vitamin dan mineral sebagai suplemen ibu hamil untuk menjamin tercukupinya zat
gizi pada bumil tersebut.
Ibu hamil seharusnya memiliki kadar
hemoglobin (Hb) > 11 g/dl. Pada saat post partum minimal harus 10 g/dl. Jika
ibu mengalami anemia terutama penyebab yang paling sering adalah karena
kekurangan zat besi (Fe) risiko persalinan yang abnormal akan meningkat,
demikian pula dengan risiko infeksi ibu dan kecenderungan perdarahan yang akan
berdampak pada morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Kondisi anemia
kekurangan zat besi puncaknya sering terjadi pada trimester II dan III. Kondisi
tersebut bisa saja disebabkan karena asupan Fe yang kurang, adanya infeksi
parasit dan interval kehamilan yang pendek. Keadaan anemia seringkali
menyebabkan ibu jatuh dalam kondisi mudah lelah, kekuatan fisik menurun,
timbulnya gejala kardiovaskuler, predisposisi infeksi, risiko peripartum blood
loss, dan risiko gangguan penyembuhan luka. Sedangkan bagi janin kondisi
kekurangan Fe hingga < 9 g/dl meningkatkan risiko persalinan preterm,
intrauterine growth retardation (IUGR), dan intrauterine fetal death (IUFD).
Plasenta pun terkena imbasnya yaitu bisa mengalami hipoksia kronik dan
angiogenesis. Hipotesis Baker mengatakan bahwa terdapat hubungan antara
gangguan pada plasenta dan pertumbuhan janin yang mempengaruhi risiko
berkembangnya penyakit pada janin tersebut setelah dewasa seperti timbulnya
penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus.
Vitamin A untuk ibu dan bayi berguna
sebagai imunomodulator bagi kekebalan mukosa. Namun penggunaanya tidak boleh
terlampau banyak. Suplemen vitamin A tidak boleh melebihi dosis yang telah
direkomendasikan dalam Recommended Dietary Allowance yaitu sejumlah > 15.000
IU/hari. Konsumsi yang terlalu banyak akan meningkatkan risiko cacat bawaan
janin.
Kebutuhan kalium dan fosfor umumnya
pada ibu hamil tidak meningkat. Namun jika diet kalsium rata-rata kurang dari
yang dianjurkan untuk orang sehat dan normal yaitu sejumlah < 600 per hari
ditakutkan akan meningkatkan risiko terjadinya pre eklampsia dan kualitas bayi
yang menurun. Namun hal ini masih menjadi perdebatan pula tentang kebenarannya.
Zinc, termasuk mineral yang penting
dikonsumsi oleh ibu. Diet rendah zinc akan meningkatkan risiko janin lahir
prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan. Zinc ditengarai mampu
meningkatkan berat lahir dan lingkar kepala. Untuk itu, konsumsi Zinc paling
tidak harus sudah dimulai sejak hamil 19 minggu dengan dosis 15 mg/hari.
Jika mengamati suplemen ibu hamil,
beberapa komponen diantaranya adalah asam folat, AA DHA, FOS (Prebiotik) dan
Ginger. Kekurangan Asam folat kurang dari 0,24 mg/hari pada kehamilan < 28
minggu akan meningkatkan risiko cacat pada janin, persalinan kurang bulan,
serta berat bayi lahir rendah, misalnya meningocele. Defisiensi asam folat juga
mengganggu pertumbuhan sistem saraf pusat, jika terjadi gangguan pada hari
ke-16 pasca fertilisasi akan berdampak pada pembentukan kepala yang terjadi
pada hari ke-22 hingga 26 sehingga bisa terjadi encephali, bayi tanpa tempurung
kepala dan otak. Hal tersebut juga bisa berdampak pada gangguan pembentukan
tulang belakang sehingga janin bisa menderita spina bifida.
Pada ibu yang mengalami kondisi
defisiensi asam folat disertai dengan defisiensi vitamin B6, B12, penyakit
ginjal, hati, serta minum obat-obatan akan terjadi hiperhomosisteinemia.
Keadaan ini berpotensi menyebabkan berbagai cacat bawaan seperti kelainan
jantung, pembuluh darah, kelainan saraf pusat, abortus, prematuritas, solusio
plasenta, janin mati dalam kandungan (IUFD), pre-eklamsia, maupun eklamsia.
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan pemenuhan kebutuhan vitamin B6,
B12 dan asam folat selama hamil. Kebutuhan asam folat untuk wanita tidak hamil
adalah sebesar 100 mg/hari sedangkan untuk wanita hamil adalah berkisar antara
500 – 1000 mg/hari. Bagi ibu-ibu yang pernah melahirkan bayi dengan kelainan
saraf pusat dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat dengan dosis 4000 mg (4
mg)/hari mulai 1 bulan sebelum hamil sampai dengan usia hamil 3 bulan.
Rekomendasi yang dianjurkan CDC tahun 1992 terbagi dalam dosis profilaksis 0,4
mg / hari untuk wanita usia reproduksi serta dosis 4 mg / hari mulai 1 bulan
sebelum rencana kehamilan sampai dengan trimester 1, untuk wanita dengan risiko
terjadinya kecacatan syaraf janin. Asam folat banyak terdapat pada
kacang-kacangan dan buah-buahan. Namun dalam makanan ini keadaan bahan asam
folat yaitu poliglutamat, bersifat tidak stabil. Mengonsumsi suplemen asam
folat, karena dalam suplemen ia berbentuk monoglutamat yang lebih stabil.
Lemak yang baik bagi pertumbuhan
janin adalah jenis LC PUFA (long chain poly-unsaturated fatty acid) yang
terdiri dari asam amino, DHA dan asam lemak tak jenuh yang diperlukan untuk
pembentukan otak, hati dan retina. Dengan cukupnya zat-zat tersebut diharapkan
bayi akan lahir dalam usia cukup bulan. AA dan DHA berperan dalam pembentukan
membran sel, endothel, serta jaringan saraf. Pada kehamilan bermanfaat untuk
mencapai berat lahir yang optimal, mencukupkan usia kehamilan dan mencegah
preeklampsia. Pada ibu menyusui juga bermanfaat untuk mencapai tumbuh kembang
bayi yang optimal.
Salah satu komposisi suplemen ibu
hamil yaitu Zingiber officinale yang di Indonesia dikenal dengan nama jahe.
Bahan ini sebenarnya masih dipertanyakan efek terapeutiknya. Menurut Tyler dan
Foster, 1996, fungsinya saat ini merupakan obat herbal untuk memperbaiki
distress saluran pencernaan. Misalnya untuk mengurangi insiden mual dan muntah
selama kehamilan. Menurut Backon 1991, jahe meningkatkan aktivitas tromboksan
sintetase yang berdampak pada testosteron – binding, memodifikasi sex steroid
dependent serta diferensiasi otak janin. Namun hal tersebut masih dipertanyakan
pula oleh para ahli. Efek jahe tersebut tergantung pula pada dosis dan durasi
konsumsinya.
Salah satu lagi bahan yang
bermanfaat bagi ibu hamil adalah prebiotik. Bahan berasal dari jenis
fruktoolgisakarida (FOS), tidak dihidrolisis maupun diabsorbsi di saluran cerna
bagian atas. Memiliki mekanisme kerja merangsang pertumbuhan bakteri komensal
dalam kolon (Bifidobacteria dan Lactobacillus), merubah mikroflora menjadi
bermanfaat, menjaga kesehatan usus, menambah jumlah spesimen saccharolitic
serta mengurangi mikroorgansime yang patogen. Oligosakarida dalam makanan
diubah mnejadi fruktosa kemudian dibuah lagi mnejadi fruktooligosakarida (FOS)
sehingga berfungsi sebagai prebiotik. Prebiotik ini juga berfungsi untuk
melindungi mukosa saluran cerna dari infeksi, menurunkan pH usus, menekan
pertumbuhan bakteri patogen, menghasilkan vitamin K, mengaktifkan fungsi usus,
maupun menstimulasi respon imun
10 Diet
Sehat Pasca Melahirkan
- Makan secara teratur dan
berimbang
- Berolah raga teratur. 3 kali
seminggu minimal 30 menit dan maksimal 60 menit
- Batasi bahan makanan hidrat
arang seperti nasi, kentang, talas, mie, bihun dsb
- Hindari makanan yang diolah
dengan gula murni seperti gula pasir, gula jawa, dodol, coklat, minuman
soda, susu kental manis, kue-kue dan roti.
- Gunakan minyak lemak tak jenuh
seperti zaitun, jagung, kedelai, canola, biji bunga matahari
- Cara masak yang baik adalah
merebus, mengukus, mengungkep, menumis, memanggang, tim,dan membakar
- Hindari mengolah makan dengan
cara menggoreng
- Perbanyak sayuran dan buah
terutama saat lapar
- Kurangi makanan yang tinggi
lemak seperti gajih (lemak daging), junk food
- Istirahat yang cukup, terutama
selama masih menyusui. Agar Asi tetap cukup untuk bayi.
Menu diet
Ibu Pasca Melahirkan & Menyusui
2700 kalori per hari
Nasi : 150 gram
Daging/ikan/telur/: 40 gram
Tempe : 25 gram
Sayuran :125 gram
Minyak goreng : 12,5 gram
Snack pukul 9.30-10.00 : Pisang 275 gram
Siang hari
Nasi : 200 gram
Daging : 40 gram
Tempe : 50 gram
Sayuran : 150 gram
Minyak goreng : 12.5 gram
Snack pk 16.00 Agar/pisang : 200 gram
Pepaya : 175 gram
Malam hari
Nasi : 200 gram
Ikan : 40 gram
Tempe/tahu : 50 gram
Sayuran : 150 gram
Minyak goreng : 12,5 gram
Snack pk 21.00 : pisang/kentang: 200 gram
semoga bermanfaat
BACA >> Sekilas Dari Admin
Silahkan Tinggalkan Komentar tentang artikel ini
Comments for blogger! brought to you by Dunia Pendidikan , Ingin Kotak Komentar seperti ini? KLIK DISINI!?